Sabtu, 24 November 2007

Refleksi

Entah apa yang sedang terjadi di negeri ini, musibah dan cobaan seakan tidak bosan-bosannya datang secara silih berganti. Adakah kita berfikir, mungkin saja ini merupakan wujud ujian dan hukuman dari Tuhan karena dosa-dosa kolektif yang telah kita lakukan, ada baiknya kita renungkan .

Masih lekat diingatan kita , krisis moneter ( ekonomi ) dan politik di penghujung tahun 1998 yang telah membawa perekonomian kita semakin terpuruk, kemiskinan dan pengangguran sudah menembus angka yang mengkhawatirkan, masih berkutat dengan krisis ekonomi yang tak kunjung membaik bak seperti mimpi di siang bolong kita dihentakkan oleh bencana alam Tsunami akhir tahun 2005 lalu yang telah memporak-porandakan Banda Aceh dan menelan korban jiwa lebih dari 300.000 jiwa melayang, dan seakan tiada henti menyusul kemudian secara silih berganti bencana gempa bumi di Yogyakarta, Bengkulu dan yang sampai sekarang belum teratasi luapan lumpur panas Lapindo yang telah menyebabkan kerugian harta benda yang begitu besar.

Keadaan yang sangat miris dan menyedihkan bagi kita semua, di tengah-tengah semakin sulitnya kehidupan ekonomi, pengangguran dan kemiskinan menjadi pemandangan sehari-hari. Sepertinya bencana alam saja belum cukup, masih juga kita di timpa bencana wabah penyakit Flu Burung , korban jiwa manusia sudah berjatuhan , ribuan nyawa ayam ternak juga melayang karenanya dan pastinya kerugian besar bagi peternak tidak terelakkan.

Benarkah semua ini sebagai hukuman atas dosa-dosa kolektif yang telah kita lakukan? Atau mungkin sebaliknya bahwa Tuhan ingin menguji keimanan kita semua agar kita segera insaf dan kembali kepada-Nya, dan mungkin saja semua ini sebagai suatu bentuk peringatan bagi bangsa kita, bahwasannya ada satu kekuasaan di atas sana yang selama ini telah kita abaikan dan lupakan.

Masihkan kita mempunyai ’sense’ dengan semua kenyataan ini. Mampukah kita berintrospeksi atas kesalahan dan dosa kolektif yang telah kita perbuat selama ini. Ataukah memang kita sudah tidak lagi punya nurani ? walapun hanya untuk sekedar refleksi.

Wallahualam bissawab.....

Tidak ada komentar: